Anda mungkin sudah terbiasa mendengar peribahasa, 'Bangun pagi banyak rejeki,' yang menekankan pentingnya memulai hari sepagi mungkin. Dan bagi Anda yang tak bisa bangun pagi, tak suka bangun pagi, atau selalu merasa lelah di pagi hari, mendengar hal ini mungkin akan jadi kesal atau berkecil hati.
Ternyata, produktivitas seseorang tak ada hubungannya dengan secepat apa dia memulai hari. Dengan kata lain, Anda yang baru bangun di pukul 10 pagi tak lantas jadi kurang produktif dibanding teman Anda yang sudah memulai harinya sejak pukul 6 pagi.
Karena, tidak seperti orang-orang yang suka bangun pagi--yang biasanya juga tidur lebih cepat--orang-orang yang biasa bangun siang, memiliki kecenderungan alami untuk tidur lebih larut. Dan hal ini sama sekali bukan masalah.
Karena walaupun biasanya mereka terus tidur di pagi hari, yang diklaim sebagai jam-jam paling produktif, orang-orang yang bangun siang memiliki jam-jam produktif yang jauh lebih siang juga.
Seperti yang dijelaskan dalam buku Sleep: A Very Short Introduction, oleh Steven W. Lockley dan Russell, orang-orang yang bangun pagi menjadi lebih mengantuk dan menurun vitalitasnya seiring larutnya hari, sementara mereka yang bangun siang tetap fit sampai malam.
Sekresi melatonin orang-orang yang bangun siang dimulai sangat larut, sehingga membuat mereka mudah untuk tetap terjadi dan produktif sampai larut malam.
Menurut Dr. Charles Czeisler, direktur pengobatan tidur untuk Harvard Medical School, yang mengatakan pada The Wall Street Journal bahwa, tidur ketika Anda lelah, jika memungkinkan, jauh lebih baik bagi kesehatan Anda dibanding memaksakan diri bangun di pagi hari dan lantas berusaha melek menggunakan kafein.
ConversionConversion EmoticonEmoticon